Puasa Ramadhan tahun 2024 kapan ? Cek estimasi tanggalnya bulan Ramadhan tahun 2024 diprediksi akan menyapa umat Islam pada Selasa, 12 Maret 2024, dalam rangkaian tahun ke-1445 Hijriah. Saat kita
Bikin kaos keren harga terjangkau Sablon Kaos Keren Berkarya bersama teman sekelasmu tak perlu lagi mahal! Ikiclothes hadir dengan solusi sablon kaos kelas yang keren dengan harga terjangkau untuk mewujudkan
Sablon Kaos Plastisol. Bahan cotton combed Berkualitas Harga Pesan Sekarang Sablon Kaos Plastisol Plastisol Sablon kaos plastisol telah menjadi salah satu metode populer dalam mencetak desain pada kaos. Dengan keunggulannya
Bingung Cari sablon kaos di Bandung? kami menjadi solusi tepat bagi kamu yang sedang mencari tempat sablon kaos di Bandung Sablon kaos Bandung ikiclothes merupakan vendor yang bergerak di bidang
Bingung Cari sablon kaos di Mojosari ? kami menjadi solusi tepat bagi kamu yang sedang mencari tempat sablon kaos di Mojosari Sablon kaos Mojosari ikiclothes merupakan vendor yang bergerak di
Pertama, melalui metode rukyat yang mengajak kita untuk merenungi sinar bulan sabit. Pengamatan terhadap hilal menjadi sejumput keindahan astronomis yang memandu kita dalam menentukan awal puasa, membiarkan cahaya bulan membawa kita pada momen-momen spiritual yang berharga.
Atau, dapat pula diselaraskan dengan kemurnian waktu, yaitu dengan menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Sebuah langkah yang menantang dan penuh kesadaran, menciptakan harmoni dalam penentuan waktu ibadah.
الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً ، فَلا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاثِينَ. روه البخاري و مسلم
Artinya: “Bulan (hitungan harinya) adalah dua puluh sembilan malam. Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal (maksudnya: hilal Ramadan). Dan apabila tertutup atas kalian (maksudnya: tertutup pandangannya), maka sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR Bukhari & Muslim)
Adapun cara penjelasan kedua cara tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam Buku yang berjudul kajian fiqih , Ahmad Hawassy membawa kita pada perjalanan menatap langit. Rukyat, atau pengamatan hilal, menjadi kunci utama. Melihat bulan pada tanggal satu menjadi ritual yang mempesona, seolah-olah kita bersama-sama menyusuri langit dan menangkap ketibaan bulan sebagai tanda permulaan dan penghabisan puasa Ramadhan. Ketika bulan tanggal satu terlihat, kita tahu bahwa cahaya Ramadhan telah tiba. Dan begitu pula ketika bulan tanggal satu terlihat lagi, kita merayakan berakhirnya puasa dan menyambut kebahagiaan bulan Syawal.
Sebagai langkah bijak di tengah-tengah ketidakpastian, metode ini menjadi titik keseimbangan. Apabila hilal atau bulan tidak dapat terlihat karena alasan cuaca atau keruhnya langit, keputusan bijaksana diambil: menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Sebuah langkah elegan untuk memastikan kesejajaran waktu dengan ketentuan agama, memberikan kelenturan dalam penentuan awal puasa di tengah kendala alam.
Dengan dua cara demikian, kita diundang untuk merenungkan langit dan menghargai waktu dengan cara yang unik, menciptakan keseimbangan antara keindahan alam dan tuntunan agama. Dalam setiap pengamatan dan setiap hari yang dihitung, tersimpan makna keagamaan yang mendalam.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
“Puasalah kalian karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihat hilal. Jika kalian terhalangi awan, sempurnakanlah bulan Sya’ban tiga puluh hari.” (HR Bukhari)